Mengenal diri sendiri adalah awal mengenal
kebenaran tentang diri sendiri. Orang yang telah mengenal dirinya akan mudah
mengenal orang lain. Karena mampu memahami orang lain, maka mampu menyesuaikan
dirinya dengan berbagai gaya (style) orang yang berbeda. Jadinya menjadi orang
yang cerdas secara personal (PQ).
Socrates mengistilahkannya dengan GNOOTI
SEAUTON, (know yourself). Orang perlu mengenal siapa dirinya yang sebenarnya,
sehingga ia mengenal kebenaran.
Kebenaran itu merupakan “kacamata” atau “frame” yang membuat orang mampu
berkomunikasi dengan orang lain secara otentik, tanpa kepalsuan, tanpa topeng.
A. Pengertian
Mengenal Diri
Mengenal diri adalah memahami kekhasan fisiknya,
kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat alamiah yang
dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri
dengan segala kekuatan dan kelemahannya.
B. Manfaat
dan Tujuan mengenal Diri
1.
Seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya, dan
sekaligus kemungkinan-kemungkinannya, serta
diharapkan mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk
mewujudkannya.
2.
Sebaliknya, orang tidak mengenal dirinya, tidak
mengetahui apa yang harus dikerjakan dan dikembangkan.
3.
Tidak mememahami posisi diri akan membuatnya
sulit mengarahkan diri kepada tujuan hidupnya, sehingga gagal dalam pergumulan
hidupnya.
C. Cara
Mengenal Diri
1.
Bersikap terbuka (open minded) terhadap kritik,
saran orang lain, dan mau menerima apa
adanya demi perkembangan dirinya; tidak defensif.
2.
Melalui penelusuran bakat dan kepribadian.
3.
Melalui pengalaman sehari-hari.
4.
Melalui kebersamaan dengan orang lain.
5.
Melalui refleksi dan perenungan diri pribadi
merumuskan potret diri sendiri.
D. Memahami
Temperamen, Watak dan Kepribadian
1.
Temperamen
Temperamen
adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk juga mudah
tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya bereaksi,
kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan
intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada factor konstitusional dan
karenanya terutama berasal dari keturunan (Allport)
Ada 4 jenis temperamen:
1.
Sanguinis
2.
Koleris
3.
Melankolis
4.
Phlegmatis
2.
Watak
Watak adalah totalitas dari
keadaan-keadaan dan cara bereaksi jiwa terhadap perangsang. (G. Ewald).
Secara teoritis, watak dibedakan (G.
Ewald):
a.
Watak yang dibawa sejak lahir.
b.
Watak yang diperoleh.
3.
Kepribadian
Kepribadiana dalah organisasi dinamis
di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan
tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan (G. Allport).
E. Mengenal
Bakat
Bakat adalah suatu bentuk kemampuan
khusus, yang memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil
pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi.
Bakat merupakan potensi yang dimiliki
oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Unsur rohani ini dapat atau tidak
berkembang turut ditentukan oleh keadaan di luar diri seseorang (lingkungan),
& didukung oleh keinginan kuat yang dimiliki oleh orang itu untuk
mengembangkan atau tidak mengembangkannya. Kita tidak dapat dengan sendirinya mengetahui bakat kita, walau
sebenarnya kita memilikinya, dan dapat mewujudkannya ketika kita menggali dan
mengembangkannya.
Bakat merupakan suatu karakteristik
unik individu yang membuatnya mampu (atau tidak mampu) melakukan suatu
aktivitas dan tugas secara mudah (atau sulit) dan sukses (atau tidak pernah
sukses).
a.
Hal-hal yang mempengaruhi bakat
1.
Unsur genetik
2.
Latihan
3.
Struktur tubuh
b.
Pola Hubungan Bakat dan Kreativitas
1.
Anak yang berbakat tetapi tidak kreatif
2.
Anak yang berbakat & kreatif
3.
Remaja yang kreatif tetapi tidak berbakat
4.
Orang dewasa yang kreatif & berbakat
c.
Mengembangkan Bakat
1.
Perlu mengetahui bakat
2.
Untuk mengetahui potensi diri
3.
Untuk merecanakan masa depan
4.
Untuk menentukan tugas atau kegiatan
Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan bagian dari
konsep diri. Konsep diri adalah pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri,
mengenai siapa dia, apa peranannya dalam lingkungan dan apa yang ia inginkan.
Konsep diri
menurut para ahli:
1.
Menurut Wiliam H.Fitts(19971) meninjau konsep
diri secara fenomenologis. Fitts mengatakan bahwa bahwa konsep diri merupkan
aspek pentng dalam diri seseorang, karena
konsep diri seseorang merupakan kerangka, acuan (frame of reference) dalam
ia berinteraksi dengan lingkungannya. Fitts juga mengemukakan bahwa konsep diri
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku seseorang.
2.
Menurut George Herbert (1972 : 186-199)
mengemukakan bahwa konsep diri merupakan produk sosial yang dibentuk melalui
proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis yang
merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi
dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting di sekitarnya.
3.
Menurut John Kinch (1963 dalam Fitts, 1971
:12-13) mengemukakan bahwa konsep diri terbentuk melalui interaksi sosial dan
konsep diri ini mempengaruhi tingka laku seorang.
Konsep diri terbentuk dari gambaran diri
( self image ), yang pembentukannya melalui proses bertanya pada diri
sendiri,
1.
Siapakah Saya?,
2.
Apa peran saya dalam kehidupan? ,
3.
Bagaimana nilai-nilai yang saya anut? Baik atau Buruk? ,
4.
Jadi seperti apa saya kelak?.
Jawaban atas pertanyaan tersebut akan membentuk konsep diri yang
kemudian membentuk penghayatan terhadap nilai diri.
Proses bertanya pada diri sendiri
tersebut merupakan proses untuk mengenal diri kita. Bila kita telah menemukan
jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut, maka kita akan lebih mudah menemukan
konsep diri kita dan mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan konsep diri
yang kita miliki.
Pada diri seseorang remaja, konsep diri
berkaitan dengan pandangan terhadap :
a.
Kedaaan fisik ( seperti bentuk tubuh, tinggi
badan, berat badan, kondisi sehat dan sakit ).
b.
Kemampuan yang dimiliki.
c.
Daya tarik ( berhubungan dengan teman sebaya dan
lawan jenis ).
d.
Rencana atau tujuan pekerjaan ( berkaitan dengan
keinginan untuk menjadi apa kelak ).
e.
Sistem nilai ( bagaimana remaja memandang baik
dan buruk, apa yang boleh dan tidak boleh, nilai-nilai agama, peraturan, atau
nilai-nilai masyarakat ).
Lingkungan juga memiliki peran yang
penting dalam proses mengenal diri terutama dalam pengalaman relasi dengan
orang lain dan bagaimana orang lain memperlakukan dirinya. Jika konsep diri seseorang dapat diketahui
berdasarkan perbandingan antara apa yang ia rasakan terhadap dirinya sendiri
dengan apa yang orang lain rasakan terhadap diri orang tersebut.
Markus dan Narius mengungkapkan hubungan
antara Extant self dan Desired self pada remaja.
Ada 3 kemungkinan yang mungkin muncul jika
kita menghubungkan antara Extant self dan Desired self, yaitu :
1.
Bila kesenjangan antara extant self dan desired
self kecil.
berarti seseorang merasa puas pada
dirinya dan mungkin tidak ingin mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik.
2.
Bila kesenjangan antara extant self dan desired
self besar.
berarti bahwa seseorang mempunyai
keinginan yang sangat tinggi untuk berubah, dan mungkin tidak realistik.
3.
Bila kesenjangan antara extant self dan desired
self moderat ( sedang-sedang saja ).
Kondisi ini adalah yang paling bagus,
karena orang itu menyadari keadaan dirinya sekarang, dan menentukan tujuan yang
masuk akal sehingga membuatnya terpacu untuk mengembangkan dirinya.
Penilaian
terhadap konsep diri terbentang dari positif ke negatif.
a.
Remaja yang memiliki konsep diri
positif
Ia akan sangat mengenali dirinya,
kelebihan dan juga kelemahannya, disamping itu ia tidak terpaku pada
kelemahannya. Ia dapat mengakui dan menerima kelemahannya tersebut tanpa rasa
rendah diri dan hal itu justru memacunya untuk menjadi individu yang lebih baik
dengan cara mengembangkan kelebihannya.
Mengembangkan konsep diri yang sehat dan
positif, sebaiknya :
1. Belajar tentang diri sendiri.
Pekalah terhadap semua informasi, umpan
balik, baik yang positif maupun yang negatif tentang diri sendiri, baik melalui
pengalaman atau yang diberikan langsung oleh orang yang berarti penting bagi diri
sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan
Tujuan untuk menemukan unsur-unsur positif
yang kita miliki dan segi-segi negatif yang kita miliki.
3. menerima dan mengakui diri
Sebagai manusia biasa mempunyai kelebihan
dan kekurangannya, yang dapat berhasil tetapi bisa juga mengalami kegagalan.
4. Memandang diri sebagai manusia yang
berharga
Berusaha untuk menjadi aktif dan
mengerahkan diri menuju ketujuan dan sasaran hidup diri sendiri. Dengan
kegiatan dan usaha kita pada sesuatu saat kita akan mampu mencapai apa yang
harus dan dapat kita capai sehingga potensi diri sendiri berkembang.
b.
Remaja yang memiliki konsep diri
negatif
Ia hanya akan terpaku pada kelemahannya
dan menjadi rendah diri.
Konsep diri yang negatif membuat remaja
cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal yang negatif dalam dirinya,
sehingga sulit menemukan hal-hal positif dan pantas dihargai dalam dirinya.
Remaja yang
mempunyai konsep diri negatif mudah mengecam dan menyalahkan diri sendiri
karena merasa kurang “cakep“ atau kurang berbakat. Oleh karena itu konsep diri
yang negatif cenderung membawa remaja pada kegagalan. Perasaan tidak mampu dan bayang – bayang
kegagalan justru akan menghambat keberhasilan,
sehingga sering kali bayang -bayang kegagalan tersebut menjadi kenyataan
dan remaja tersebut akhirnya menghindari kesempatan.
Dampak
konsep diri yang negatif adalah :
1. cenderung memusatkan pada hal-hal
yang negatif dalam diri ,
2. Menjadi terlalu keritis dan mudah
menyalahkan diri sendiri,
3. membawa diri pada kegagalan.
Derajat
positif negatif dari konsep diri akan berpengaruh pada rasa percaya diri
seseorang dan akhirnya mempengaruhi tingkah lakunya.
Menilai Diri Sendiri
Salah satu hal yang sukar untuk
dilaksanakan oleh seseorang adalah untuk melihat dirinya sendiri dengan
obyektif dan realistis.
Keuntungan menilai sendiri:
1. menambah keepektifan kepemimpinan
atau kemampuan managerial dan pengaruh anda terhadap orang lain.
2. Memperbaiki hubungan-hubungan
personal.
3. Perkembangan pribadi kearah yang
baik.
Bernard M.Baruch berkata “ Halyalah seperti
pengetahuan anda terhadap diri sendiri”.
Syarat-syarat yang dibutuhkan analisa diri
sendiri menurut Dr. Ada Hirsh, yaitu :
1. Suatu tingkat tertentu dalam
kesehatan jiwa.
2. Suatu keinginan untuk dapat lebih
dekat mendekati kebenaran tentang diri kita sendiri.
3. Suatu kesanggupan untuk berikir secara
logis dengan suatu jiwa dan pikiran yang terbuka ( Open Mind ) dan dengan
keberanian.
Teknik Untuk Mempelajari Diri
Sendiri:
1.
Pendekatan dan riwayat hidup sendiri
(Auto Biographical Aproac),
Pertanyaan-pertanyaan kunci terhadap diri
sendiri :
a. Kemajuan-kemajuan atau prestasi
apakah yang pernah saya lakukan di sekolah yang paling membanggakan saya?
b. Apakah yang paling mengecewakan saya
dalam kehidupan saya?
c. Manusia-manusia jenis manakah yang
menjadi sahabat-sahabat saya?
d. Pengalaman-pengalaman yang manakah
yang memberi saya kepuasan yang paling besar?
2.
Tandailah Hal-Hal yang Ekstrem,
Langkah memeriksa dan menguji peristiwa
atau kejadian-kejadian kemudian melihat arti dan maknanya:
a. Catat situasi dan reaksi.
Catat dan tandailah bagian yang menyebabkan
perasaan-perasaan itu, dan pastikanlah, bahwa anda mencatat cukup informasi,
untuk kemudian dapat mengingat dan memikirkanya kembali.
b. Kumpulkan suatu keragaman.
Mengumpulkan keragaman sekurang-kurangnya lima bentuk atau
tipe situasi yang berbeda-beda, kemudian menyelidiki atau menguji dan meninjau
kembali situai-situasi itu.
c. Analisalah Kejadian-Kejadian.
Catat kejadian-kejadian itu secara
terpisah dengan secukupnya, lihat dan periksalah kejadian-kejadian itu, dalam
hubungan satu sama lain.
Ø Adakah suatu pola yang umum?
Ø Apakah didalamnya ada suatu waktu
yang khusus atau hari-hari dan orang-orang yang tertentu, atau suatu masalah
atau suatu situasi yang tertentu yang timbul berulang-ulang?
Ø Apakah peranan anda dalam setiap
situasi itu?
Ø Apakah anda sebagai penonton saja
atau orang yang turut aktif didalamnya?
Ø Apakah yang anda sumbangkan terhadap
situasi-situasi yang baik?
Ø Bagaimana tentang situasi yang buruk?
Ø Apakah anda berpikir, bahwa anda
dapat meramalkan tingkah laku anda, lebih baik sekarang ini dari masa-masa yang
lalu?
d. Balikanlah Peranan-Peranan.
Tinjaulah kembali kejadian-kejadian itu yang
menyangkut atau melibatkan orang. Bayangkan atau gambarkan kejadian itu dalam pikiran atau jiwa anda, seperti
suatu film. Tapi buatlah perbedaan yang besar, yakni gantilah peranan anda
dengan memainkan peranan orang lain. Lihatlah, kalau cerita itu menghasilkan
cerita atau kejadian-kejadian yang sama.
Ø Apakah anda sekarang membuat orang
lain marah, atau bahagia, sebagaimana dia sudah membuat anda merasakannya dalam
kejadian atau peristiwa yang asli (mula-mula : yang betul-betul terjadi)?
3.
Analisa Mimpi
Dr.Erich Fromm, seorang ahli Psiko analisa yang terkenal
menunjukan beberapa sebab dan alasan, mengapa mimpi itu demikian sukanya bagi
orang umumnya untuk menginterpretasi atau menafsirkannya:
a. Karena aturan-aturan logika yang
dipergunakan berbeda.
b. Mimpi itu tidak terikat kepada waktu.
c. Hal-hal yang secara relatif penting
mungkin berubah bentuk.
4.
Merubah Hal-Hal Yang Rutin.
Anne m. Lindbergh merasakan kebutuhan
ini, yaitu untuk melepaskan diri buat sementara dari tekanan dan kesibukan
sehari-hari.
Walaupun tidak dapat mengambil waktu untuk beberapa
minggu kepantai, anda dapat juga
melakukan tujuan yang sama dengan berbagai jalan atau cara:
a. Pergilah selama 1 hari
penuh, seakan-akan anda meninggalkan pekerjaan dan kehidupan kemasyarakatan
anda.
Ø Bagaimana anda berbuat dan
bertingkah laku?
Ø Dan apakah anda lihat dan
rasakan?
b. Bayangkan atau umpamakanlah
bahwa anda harus menjelaskan atau menerangkan kepada seorang anak 12 tahun jika
mereka bertanya mengenai
tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan anda atau kebiasaan kerja anda.
c. Pergunakanlah sehari untuk
sendirian. Lakukanlah suatu perjalanan sendirian, dan membiarkan perasaan anda
sendiri untuk membawa dan menentukan
tujuan anda.
d. Ambil atau tempuhlah suatu
jalan baru, walaupun jalan itu hanya
membawa anda kembali menuju tempat anda.
e. Lakukanlah suatu perjalanan
kembali kerumah atua kota dan tempat lama yang pernah anda tempati, dan carilah
tanda atau hal-hal yang menjadi kenangan anda .
Kemampuan
Untuk Membina Hubungan Dengan Orang Lain
Manusia
memiliki kewajiban untuk membina hubungan dengan orang lain yang hanya dapat
dipuaskan melalui interaksi dengan orang lain. Interaksi yang baik dengan orang
lain merupakan salah satu aspek yang diperlukan untuk mengembangkan diri atau
pribadi.
Pengembangan diri berarti usaha untuk
mengembangkan potensi-potensi positif yang dimiliki. Hal ini dapat tercermin
melalui keberhasialan yang dicapai dalam berbagai bidang seperti dalam
berkarir, berumah tangga, sekolah dan pergaulan.
Salah-satu
aspek yang bisa membuat individu dapat hidup adalah adanya perhatian,
kegembiraan dan kehangatan ketika bersama-sama orang yang dekat dengan dirinya.
Tidak semua
manusia mengetahui cara berinteraksi yang efektif dengan orang lain. Ada
beberapa orang yang tampaknya kurang memiliki dasar dalam membina hubungan
dengan orang lain. Misalnya kurang mampu mengenali ungkapan emosi orang lain
secara benar. Akibatnya ia tidak dapat bergaul dengan orang lain sehingga
tampak menyendiri dan terasing.
Relasi yang
dibangun bersama orang lain dapat
memberikan pengaruh yang positif bagi kehidupan seorang individu
menemukan jati dirinya, karena adanya umpan balik yang diberikan orang tersebut
mengenai tingkah laku yang ditampilkan oleh seorang individu.
Relasi dengan
orang lain perlu dibangun, dikembangkan dan dipelihara dengan mengembangkan
kemampuan pribadi seperti :
1.
Bagaimana membuka
diri dengan orang lain,
2.
menyatakan
perasan secara efektif,
3.
menerima
danmendukung orang lain, dan
4.
memecahkan
konflik dan masalah yang timbul ketika berhubungan dengan orang lain.
Cara
mempelajari kemampuan untuk membina hubungan interpersonal :
1.
Pahami MENGAPA
kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain itu merupakan hal yang penting
dan bagaimana kemampuan itu dapat berguna, serta mengapa kemampuan ini
dibutuhkan.
2.
Pahami APA yang
dimaksud kemampuan itu dan apa saja aspek tingkah laku yang terkait didalamnya.
3.
Cari situasi utuk
mempraktekkan kemampuan ini.
4.
Ajak seorang
untuk mengamati dan memberi tahu bagaimana keterampilan itu ditampilkan.
5.
KEEP
PRACTICING! (Terus Berlatih) dan ingat
prakteknya harus terus menerus tanpa putus asa, teruslah mencoba sampai bisa.
6.
Arahkan latihan
menuju sukses.
7.
Cari teman yang
dapat memberi semangat.
Membuka Diri
Menurut Jhonson (1986) membuka diri
adalah mengemukakan bagaimana reaksi terhadap situasi yang dialami saat ini dan
memberikan informasi yang relevan mengenai masa lalu sebagai usaha untuk
memahami mengapa pada saat ini muncul rekasi tertentu.
Dalam membuka diri seorang
membagi perasaannya dengan orang lain terhadap peristiwa yang baru saja
terjadi. Membuka diri bukan berarti mengatakan dengan
detail segala sesuatu tentang masa lalu, karena hal ini hanya akan mengarah
pada keintiman yang bersifat sementara.
Penelitian menunjukan membuka diri ada
hubungannya dengan karakteristik kepribadian seseorang. Orang yang mau membuka
diri adalah orang yang suka bergaul
dengan orang lain dan terbuka. Mereka biasanya tampak lebih fleksibel, mudah
menyesuaikan diri, dan mungkin lebih “cerdas” dibanding dengan orang yang tidak suka membuka diri.
Situasi dan jenis hubungan yang perlu
diperhatikan antara lain:
1.
Situasi
yang spesifik merupakan bagian dari suatu hubungan yang berkelanjutan misalnya
: pada situasi sedang menikmati pemandangan dan mengetahui bahwa ada
kemungkinan untuk bertemu lagi dengan orang tersebut.
2.
hubungan
yang terbina bersifat dua arah. Yaitu bila kedua orang terlibat dalam hubungan
menginginkan agar hubungan terus berlanjut.
3.
Membuka
diri harus sesuai dengan konteks kejadian pada saat itu, misalnya dengan
mengatakan mengapa merasa terharu pada saat mendengar lagu tertentu yang saat
itu sedang terdengar.
4.
menciptakan
situasi yang dapat mempererat hubungan. misalnya : ada dukungan dari teman atau
keluarga untuk mempererat hubungan dengan seseorang.
5.
memperhitungkan
akibat-akibat yang timbul dari suatu hubungan.
6.
keinginan
membuka diri meningkat ketika terjadi konflik atau masalah dalam hubungan.
Berdasarkan
pengalaman diketahui bahwa orang lain akan salah mengartikan atau bereaksi
berlebihan terhadap usaha membuka diri yang dilakukan, lebih baik diam saja.
Menerima Umpan Balik
(Feedback)
Umpan balik adalah koreksi seseorang
dengan memberitahukan seperti apa diri kita ini menurut pandangan mereka.
Menurut Rusli Lutan (1988:300), Umpan
balik adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas,
perbuatan atau respons yang telah diberikan.
Umpan balik dari orang yang di percaya
dapat menjadi saran untuk membuat evaluasi pada diri sendiri dan menjadi
masukan bagi individu untuk melihat aspek dalam dirinya yang tidak ia ketahui.
Dengan kata lain umpan balik dapat meningkatkan kesadaran seseorang.
Umpan balik bertujuan memberikan informasi
yang sifatnya membangun dan dapat membantu seseorang menyadari bahwa prilakunya
dipersepsi dan berpengaruh pada orang lain. Infromasi yang dimasud adalah
berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang
harus dilakukan untuk memperbaikinya.
Sesuatu yang perlu diperhatikan dalam
memberikan umpan balik adalah jangan sampai umpan balik ini menjadi ancaman dan
bereaksi mempertahankan diri serta menyangkal tindakannya (defensif). Semakin
orang bersifat defensif maka ia akan semakin kurang mendengarkan dan memahami
umpan balik yang diberikan.
Karakteristik umpan balik yang sifatnya
membangun dan tidak mengancam orang lain adalah :
1. Fokuskan umpan balik yang kita
berikan pada tingkah laku seseorang, bukan kepada kepribadiannya.
2. Fokuskan umpan balik pada
penggambaran (dekripsi) daripada penilaian (juggement) terhadap tingkah laku
seseorang.
3. Fokuskan umpan balik pada tingkah
laku yang muncul pada situasi tertentu.
4. Berikan umpan balik segera setelah
tingkah laku itu dimunculkan.
5. Fokuskan pemberian umpan balik
sebagai saran berbagai pandangan dan perasaan dari pada untuk memberi saran.
6. Jangan memaksa umpan balik pada orang
lain.
7. Jangan memberikan umpan balik terlalu
banyak sehingga membuat orang lain tidak mengerti.
8. Fokuskan pemberian umpan balik pada
tindakan yang sifatnya bisa berubah.
Manfaat Umpan Balik
(Feedback)
Manfaat umpan adalah
dapat dipergunakan dalam mengambil keputusan, apakah perlu diperbaiki atau dilanjutkan.
Beberapa ahli
mengungkapkan berbagai fungsi umpan balik sesuai dengan konsep dan konteksnya
masing-masing diantaranya:
1. Fungsi feedback adalah memberikan
motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89) atau punishment (Rusli Lutan, 1988;
Apruebo, 2005).
2. Menurut Apruebo (2005:100) umpan
balik juga merupakan penguatan (reinforcement).
Jenis-Jenis Umpan Balik
(Feedback)
Jenis umpan balik
berdasarkan kajian dari beberapa literatur menurut Adang Suherman
(1998:124-16), antara lain:
1. General dan specific feedback
a. General feedback atau umpan balik
umum misalnya berkaitan dengan gerakan umum, tingkah laku siswa, atau pakaian
yang digunakan. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan dengan kata-kata
seperti: bagus, hebat, mengagumkan.
b. Specifik feedback atau umpan balik
khusus adalah berisikan informasi yang menyebabkan mereka mengetahui apa yang
harus dilakukan.
2. Congruent dan Incongruent feedback
a. Congruent feedback adalah umpan balik
yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang dipelajari siswa. Misalnya
pada saat siswa sedang mempelajari footwork dalam stroke bulu tangkis.
Ø Umpan balik yang berhubungan dengan
footworks tersebut dapat dikatakan congruent feedback.
Ø Sedangkan yang berhubungan dengan
stroke sebagai incongruent feedback.
3. Simple Feedback
Simple feedback adalah
umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu
saat. Simple feedback biasanya berisi satu atau dua buah kata kunci (key words)
yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang.
Keuntungan dari penggunaan simple feedback
diantaranya adalah:
a. Lebih mudah dan lebih akurat dalam
memberikan umpan balik karena hanya terfokus pada satu komponen saja.
b. Memudahkan mereka menerima dan
melatih penyempurnaan gerakan yang menjadi fokus pembelajarannya.
c. mereka akan mengingat terus apa yang
dipelajarinya pada kegiatan belajar tersebut.
4. Umpan Balik Positif, Umpan Balik
Netral, dan Umpan Balik
a. Umpan balik positif adalah umpan
balik yang diungkapkan dengan kata-kata bagus, menyenangkan, pintar, menarik,
dan hebat.
b. Umpan balik netral adalah umpan balik
yang tidak merujuk secara mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang
melakukan tugas gerak. Misalnya ketika berlatih menyundul bola, guru berkata
“lihat bola !”
c. Umpan balik negatif adalah lawan dari
umpan balik positif, meskipun jarang dianjurkan mengingat khawatir akan merusak
kepercayaan diri siswa.
Prinsip-prinsip dalam memberikan umpan balik,
adalah sebagai berikut:
1. Umpan balik harus ditawarkan, dan
bukan dipaksakan,
2. Umpan balik harus bersifat deskriftif,
dan bukan evaluatif,
3. Umpan balik harus bersifat spesifik,
dan berhubungan dengan tingkah laku yang harus dirubah,
4. Umpan balik harus menekankan jenis
positif, bukan yang negatif,
5. Jika jenis negatif, maka umpan balik
harus diikuti oleh saran-saran positif,
6. Memberi umpan balik harus bertanggung
jawab, dan
7. Umpan balik harus disesuaikan dengan
situasi atau orang lain.
Comments